Hal ini muncul dalam Focus Group Discussion bertema “Penyelenggaraan Ibadah
Haji yang Ideal dan Efisiensi” yang digelar kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164,
Jakarta, Senin (14/9/2015).
“Bayangkan (ongkos) hotel di Saudi naik 20 persen tiap tahun. Ini tentu
akan semakin memberatkan jamaah,” kata Achmad Djunaidi, mantan Kepala Biro
Perencanaan Kemenag dan mantan Direktur Pengelola Dana Haji Dirjen PHU.
Menurutnya, pendirian hotel di Makkah tersebut semestinya mudah
direalisasikan jika pemerintah memiliki komitmen kuat dan mendayagunakan
kekuatan-kekuatan diplomasi yang ada. “Hotel Hilton saja yang milik Yahudi bisa
berdiri masak kita (Indonesia) tidak,” imbuhnya.
Yang menyesakkan dada adalah kenapa hotel-hotel milik barat diperbolekan
membangun hotelnya di Saudi? Contoh Hotel Hilton yang malah berdekatan dengan
Masjidil Haram. Hotel ini Menghadap langsung ke Masjidil Haram terletak
diantara Hotel Dar Tauhid Intercontinental dan Abraj Al Bayt. Hotel ini
memiliki kamar dengan panorama Masjidil Haram dan Ka’bah, Tujuh lift dengan
dinding kaca yang transparan bertengger di dalamnya. Ini yang menjadi
pertanyaan tentang banyaknya hotel-hotel milik investor barat di Mekkah.
Menurut Djunaidi, selama ini pemerintah merogoh kocek cukup dalam untuk
menyewa hotel atau pemondokan untuk ratusan ribu jamaah. Pemerintah pun harus
menyewa hotel dengan jarak bervariasi. “Tahun ini hotel yang disewa berjarak
sampai 4 kilometer dari Masjidil Haram. Bayangkan,” katanya.
Dengan membangun hotel sendiri, Indonesia akan.memperoleh banyak
keuntungan. Di samping memberi kemudahan jamaah, pemerintah Indonesia bisa
memangkas biaya haji secara signifikan.Tak hanya, itu, di luar musim haji,
pemerintah Indonesia bisa menyewakan hotel tersebut untuk pemondokan jamaah
yang jumlahnya jutaan orang per tahun.
Djunaidi mengungkapkan, upaya pembangunan hotel di Mekkah pernah diupayakan
sejak masa menteri agama Said Agil Husin Al-Munawar namun kandas. Bahkan pada
masa menteri agama Maftuh Basuni pernah terjadi penandatanganan notakesepahaman,
tapi di kemudian hari dibatalkan Pemerintah Saudi secara sepihak.
Dalam diskusi tersebut hadir pula Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini, serta
para Ketua PBNU di antaranya H Marsudi Syuhud, H Eman Suryaman, H Andy Najmi, H
Abdul Manan A Ghani. Ahmad Kartono, mantan Direktur Pembinaan Ibadah Haji dan
Umrah di Direktorat Jenderal PHU Kemenag, juga turut menjadi
narasumber.(ARN/Nu.online/MM)
Sumber:
http://arrahmahnews.com/2015/09/16/saudi-izinkan-zionis-bangun-hotel-dekat-kabah-indonesia-ditolak/
0 comments:
Post a Comment