# Selamat Datang di Blog Baitul Hikmah Al-Aziziyah Gampong Tufah Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen. Sharing Informasi Terkini dan Berita-Berita Unik lainnya. #
Home » » AGAMA DAN PERUBAHAN SOSIAL DI INDONESIA

AGAMA DAN PERUBAHAN SOSIAL DI INDONESIA

Written By Blog on Tuesday 17 March 2015 | 07:13


A.      Makna Agama
Bagi penganut Islam, agama adalah ketundukan kepada. Memeluk Islam artinya menaati kehendak Allah dengan setia. Konsekwensinya, tidak akan menyembah illah atau wujud lain yang dipertuhankan karena Allah itu satu dan tidak tertandingi oleh kuasa apapun lainnya.
Bagi penganut hindu, agama merupakan panggilan memenuhi dharma, tugas atau kewajiban suci yang harus diamalkan.
Bagi penganut Budha, agama merupakan panggilan mewujudkan dharma, tetapi yang merupakan dasar dan tata tertib yang mengatur, baik keseluruhan alam semesta maupun kehidupan individu dalam masyarakat, yang harus dijunjung tinggi dan ditaati, yang sifatnya alami karena tidak diciptakan oleh siapapun.
Dari pengertian yang telah dijabarkan, dapat kita simpulkan bahwa agama adalah sebuah ketundukan jiwa (kepercayaan) yang harus dijunjung tinggi sesuai kepercayaan masing-masing individu, juga terikat dengan berbagai aturan yang menjadi doktrin bagi penganutnya untuk mencapai hakikat kehidupan.[1]

B.       Makna Perubahan Sosial dan Ruang Lingkupnya
Perubahan diartikan sebagai suatu hal atau keadaan berubah, peralihan dan pertukaran.[2] Dengan demikian perubahan adalah sebuah proses yang mengakibatkan keadaan sekarang berbeda dengan keadaan sebelumnya, karena mengalami perubahan atau pertukaran. William F.Ogburn memberi batasan terhadap makna perubahan social hanya pada unsure-unsur kebudayaan.[3] Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan social adalah perubahan dalam struktur masyarakat. Misalnya dengan timbulnya organisasi buruh dalam masyarakat kapitalis, terjadi perubahan-perubahan hubungan antara buruh dan majikan, selanjutnya perubahan-perubahan organisasi ekonomi dan politik.[4]
Perubahan memiliki aspek yang luas, termasuk didalamnya yang berkaitan dengan nilai, norma, tingkah laku, organisasi social, lapisan social, kekuasaan, wewenang dan intraksi sosial. Menurut Koenjaraningrat perubahan sosial itu sendiri mencakup nilai-nilai yang bersifat material maupun budaya tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian masayarakat adalah kelompok social yang mendiami suatu tempat. Istilah social itu sendiri dipergunakan untuk menyatakan pergaulan serta hubungan antara manusia dan kehidupannya, hal ini terjadi pada masyarakat secara teratur, sehingga cara hubungan ini mengalami perubahan dalam perjalanan masa, sehingga membawa pada perubahan masyarakat.[5]
Perubahan adalah proses sosial yang dialami oleh masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan system social, dimana semua tingkatan kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya dan system social lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan system social baru.[6] Sebagaimana telah diaungkapkan diatas perubahan itu adalah sebagai suatu hal atau keadaan berubah, peralihan dan pertukaran, maka perubahan itu sendiri terjadi membutuhkan sebuah proses sehingga akan mengakibatkan terjadinya perubahan social. Dengan demikian perubahan adalah suatu proses yang mengakibatkan keadaan sekaran berbeda dengan keadaan sebelunya.
Proses perubahan masyarakat pada dasarnya merupakan perubahan pola prilaku kehidupan dari seluruh norma-norma sosial yang baru secara seimbang, berkemajuan dan berkesinambungan. Pola-pola kehidupan masyarakat lama yang dianggap sudah usang dan tidak relevan lagi akan diganti dengan pola-pola kehidupan baru yang tidak sesuai dengan kebutuhan sekarang dan masa mendatang.[7] Pendapat lain mengatakan bahwa perubahan itu juga terjadi dalam suatu masyarakat dapat disebabkan oleh terganggunya keseimbangan atau tidak adanya sinkronisasi, terganggunya keseimbangan ini akan mengakibatkan terjadinya ketegangan-ketegangan dalam tubuh manusia, disamping itu juga adanya ketidak puasan suatu masyarakat terhadap kondisi budaya yang ada.
Disisi lain yang dominant dalam perubahan itu sendiri, tidak boleh dipungkiri karena adanya penemuan baru (invention), pertumbuhan penduduk yang semakin banyak dan kebudayaan (culture).[8] Aspirasi seorang individu atau kelompok dalam melaksanakan perubahan sosial sangat dipengaruhi oleh inovasi dan adaptasi dari setiap tekhnologi yang baru muncul, atau nampak ditengah-tengah masyarakat, baik tekhnologi yang berasal dari dalam (intern) maupun luar (ekstren) negeri. Fenomena ini menggambarkan bahwa betapa pentingnya inovasi bagi kemajuan dan perubahan dalam suatu masyarakat, sehingga pada akhirnya dapat dijadikan sebagai bagian dari peradaban masyarakat.




[1] Yosef Lalu, Pr, “Makna Hidup Dalam Terang Iman Katolik”, (Yogyakarta: Kanisius, 2010), hal. 5-6.
[2] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hal. 1984.
[3] William F.Ogburn, Social Change, (New York: Viking Press, 1982), hal.7
[4] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1974), hal. 217.
[5] Sidi Gazalba, Islam dan Perubahan Sosial Budaya: Kajian Islam tentang Perubahan Masyarakat,(Jakarta: Pustaka al-Husna, 1983), hal. 15
[6] Burhanuddin Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradikma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Fajar Interpratama Offset, 2006), hal. 92.
[7] Abdul syani, Sosiologi dan Perubahan Masyarakat, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1995), hal. 88
[8] Asrid S.Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, (TK.Bica Cupta, 1979), hal. 178
Facebook Komentar:

0 comments:

Post a Comment

Wisata Aceh

Popular Posts