# Selamat Datang di Blog Baitul Hikmah Al-Aziziyah Gampong Tufah Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen. Sharing Informasi Terkini dan Berita-Berita Unik lainnya. #
Home » » CEBONG ZAMAN NABI

CEBONG ZAMAN NABI

Written By Blog on Wednesday 14 November 2018 | 14:25


KODOK DAN CEBONG ZAMAN NABI SAW

Oleh : M.Taufik NT

Pada zaman Nabi Muhammad shallaahu ‘alaihi wa sallam, kodok dan cebong pernah dijadikan ‘alat’ untuk memusuhi Islam serta menyerang dan mengaburkan Al Qur’an.

Adalah Musailamah, karena ambisinya menjadi Nabi, akhirnya dia menjadikan kodok sebagai inspirasi dalam membuat surah yang dia klaim sebagai salah satu wahyu dari Allah, bunyi surah rekaan tersebut adalah:

يَا ضفدع بنت ضفدعين* نقي ما تنقين* نصفك في الماء * ونصفك في الطين* لا الماء تكدرين ولا الشارب تمنعين

“Hai cebong anak dua ekor kodok * bersihkanlah apa yang akan kau bersihkan * separo tubuhmu di air * dan separo tubuhmu (yang lain) di tanah* tidak ada air yang kau keruhkan dan tidak ada peminum yang kau halangi” (Ar Rafi’i, Tarikh Adabul Arab, 2/116. Maktabah Syamilah)

Bukan hanya kodok, bahkan gajahpun dia ‘eksploitasi’. Hanya saja, kodok, cebong bahkan gajah yang dieksploitasi Musailamah sebenarnya tidaklah berbahaya, yang berbahaya adalah si pendusta ini: Musailamah al Kadzdzab.

Namun, ada yang lebih berbahaya daripada Musailamah, dia adalah Ar-Rajjal bin Unfuwah. Ar Rajjal adalah orang alim, dia berhijrah kepada Nabi, membaca Al-Quran dan memahami agama hingga Rasulullahpun mengutusnya untuk mendakwahi penduduk Yamamah, negeri tempat tinggalnya Musailamah.

Qadarullah, Ar-Rajjal justru berbalik menjadi pembela Musailamah, hingga orang-orang makin yakin bahwa Musailamah adalah Nabi selain Nabi Muhammad saw.

***

ويل لأمتي من علماء السوء يتخذون هذا العلم تجارةيبيعونها من أمراء زمانهم ربحا لأنفسهم لا أربح الله تجارتهم

“Kebinasaan bagi umatku (datang) dari ulama su’ mereka menjadikan ilmu sebagai barang dagangan yang mereka jual kepada para penguasa zaman mereka untuk mendapatkan keuntungan bagi diri mereka sendiri. Allah tidak akan memberikan keuntungan dalam perniagaan mereka itu.” (HR al-Hakim dan Ad Dailami)

*) Mohon maaf kalau ada kesamaan nama dan situasi dalam sejarah ini, ini terjadi bukan karena direkayasa atau pencitraan, namun begitulah adanya.  []
Facebook Komentar:

0 comments:

Post a Comment

Wisata Aceh

Popular Posts