# Selamat Datang di Blog Baitul Hikmah Al-Aziziyah Gampong Tufah Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen. Sharing Informasi Terkini dan Berita-Berita Unik lainnya. #
Home » , » TUSO JEUNIEB; RAKYAT ACEH HARUS KELUAR DARI LIMA BELENGGU PEMIKIRAN

TUSO JEUNIEB; RAKYAT ACEH HARUS KELUAR DARI LIMA BELENGGU PEMIKIRAN

Written By Blog on Wednesday, 20 May 2015 | 02:38

Salah satu tantangan terbesar dalam penerapan syari’at Islam di Aceh adalah belenggu pemikiran yang menjajah semua elemen masyarakat Aceh. Belenggu pemikiran ini menjadikan ajaran Islam tercampak keluar dari gelenggang kehidupan. Padahal, ajaran Islam seharus terintegrasi dalam setiap urusan dan tatanan kehidupan kita.
Hal itu diungkapkan oleh Tgk.H.M.Yusuf A.Wahab, Pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb Kabupaten Bireuen, saat mengisi pengajian rutin yang diadakan oleh Kaukus Wartawan Peduli Syari’at Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Simpang Mesra Banda Aceh (Kamis, 11/4/2014).
Masyarakat Aceh seharusnya melihat semua persoalan dengan kacamata Iman setelah mengatakan diri beriman. Sebab, Islam kaffah itu meliputi pemahaman dan juga perilaku, katanya.
Tgk.H.M.Yusuf A.Wahab yang juga Ketua PC NU Bireuen ini mengatakan, untuk mengintegrasikan kembali ajaran Islam dalam semua tatanan kehidupan, kita harus melepas diri dari belenggu pemikiran.
Menurutnya, ada lima sebab awal yang menghalangi terintegrasinnya nilai-nilai Islam dalam seluruh aspek kehidupan.
Ø  Pertama, pemikiran dibelenggu oleh kehidupan. Kehidupan kita cenderung terfokus pada kehidupan semata dan lupa pada kehidupan abadi. Kita lupa pada kematian yang pasti.
Ø  Kedua, Pemikiran kita dibelenggu oleh dunia. Kita lupa akhirat. Seorang muslim harus menghindari diri dari dunia yang membelenggunya.
Ø  Ketiga, Pemikiran kita dibelenggu oleh dosa-dosa. kita terlalu mencintai dosa dan lupa untuk taubat. Padahal seorang muslim itu harus senantiasa melakukan taubat. Sebab, Rasulullah saja yang dijamin masuk syurga selalu bermuhasabah, selalu taubat. Sementara kita yang tidak dijamin masuk syurga justru jarang melakukan taubat.
Ø  Keempat, Cinta pembangunan. Kita mencintai pembangunan di dunia namun lupa membangun kuburan. Padahal, kondisi kita di alam kubur akan menentukan kemana kita akan menuju, ke syurga atau neraka.
Ø  Kelima, terbelenggu dengan interaksi sesama. Kita berinteraksi secara sosial dengan sesama makhluk, namun lupa membangun interkasi yang kuat dengan sang al-Khalik pencipta makhluk.
Menurut ulama muda yang biasa disapa Tusop ini, cara mengintegrasikan Islam dalam pemahaman adalah dengan membangun kesadaran penuh bahwa bahwa kita hidup bukan untuk hidup dan kesuksesan dalam kacamatan Iman adalah hidup yang bisa menyelamatkan kematian. “Orang yang cerdas adalah mereka yang bisa menjaga hawa nafsunya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian” terangnya dengan mengutip sebuah hadist.
Pada titik ini, Iman adalah kekuatan yang mampu membuat kehidupan makhluk menjadi kekuatan yg bisa memperkuat kehidupan abadi, menjadi lahan invetstasi akhirat sehingga orang Islam yang lupa menyelamatkan kemaatian berarti ia tidak mengintegrasikan Islam dalam kehidupannya. Sebaliknya, jika integrasi ini sudah dilakukan, maka seorang sudah melakukan integrasi awal nilai Islam dalam kehidupan, tegasnya.

sumber foto: Foto Tgk H.M.Yusuf A.Wahab, Zainal Arifin M.Nur Serambi Indonesia


Facebook Komentar:

0 comments:

Post a Comment

Wisata Aceh

Popular Posts