Presiden ke-6 Susilo Bambang
Yudhoyono ( SBY) gerah dengan pernyataan Presiden Joko Widodo ( Jokowi) dalam sebuah media massa terkait utang Indonesia yang belum
lunas ke Dana Moneter Internasional (IMF). Padahal, menurutnya, utang tersebut
telah dilunasi pada tahun 2006 lalu.
"Saya terpaksa
menanggapi dan mengoreksi pernyataan PresidenJokowi menyangkut utang
Indonesia ke IMF. Kemarin, tanggal 27 April 2015 (di sebuah media massa) yang
intinya adalah Indonesia masih pinjam uang sama IMF. Berarti kita masih punya
utang kepada IMF. Maaf, demi tegaknya kebenaran, saya harus mengatakan bahwa
seluruh utang Indonesia kepada IMF sudah kita lunasi pada tahun 2006 yang lalu.
Keseluruhan utang Indonesia terhadap IMF adalah USD 9,1 miliar, jika dengan
nilai tukar sekarang setara dengan Rp 117 triliun, dan pembayaran terakhirnya
kita lunasi pada tahun 2006, atau 4 tahun lebih cepat dari jadwal yang ada.
Sejak itu kita tidak lagi jadi pasien IMF," tulis SBY dalam akun Facebook-nya,
Selasa (28/4).
Menurutnya, pelunasan utang
kepada IMF itu dilakukan empat tahun lebih cepat dari jatuh tempo. Keputusan
itu memiliki tiga alasan matang walaupun banyak pihak menyarankan pelunasan
hutang dilakukan secra bertahap.
"Pertama, pertumbuhan
ekonomi kita waktu itu telah berada dalam tingkatan yang relatif tinggi. Jadi
aman untuk menjaga ketahanan ekonomi makro dan sektor riil kita. Di sisi lain,
di samping kekuatan fiskal kita aman, dari segi moneter cadangan devisa kita
juga relatif kuat. Kedua, dengan telah kita lunasi utang IMF tersebut, kita
tidak lagi didikte oleh IMF dan negara-negara donor," kata SBY.
"Tidak didikte dalam
arti perencanaan pembangunan kita, termasuk APBN dan juga penggunaan keuangan
kita, tidak harus mendapatkan persetujuan dari IMF. Sedangkan alasan yang
ketiga, selama Indonesia masih punya utang kepada IMF, rakyat kita merasa
terhina (humiliated). Dipermalukan," imbuh dia.
Lanjut dia, Indonesia memang
benar masih memiliki utang ke luar negeri tetapi bukan kepada IMF. Utang ke
negara-negara sahabat itu telah ada sejak era Presiden Soekarno.
"Jika yang dimaksudkan
Presiden Jokowi, Indonesia masih punya utang luar negeri, itu benar adanya.
Utang Indonesia ada sejak era Presiden Soekarno. Meskipun, ketika saya memimpin
Indonesia (2004-2014) rasio utang terhadap GDP terus dapat kita turunkan. Jika
akhir tahun 2004 rasio utang terhadap GDP itu sekitar 50,6 persen, di akhir
masa jabatan saya tinggal sekitar 25 persen," ujarnya.
"Tetapi, kalau yang
dimaksudkan Pak Jokowi bahwa kita masih punya utang kepada IMF, hal itu jelas
keliru. Kalau hal ini tidak saya luruskan dan koreksi, dikira saya yang
berbohong kepada rakyat, karena sejak tahun 2006 sudah beberapa kali saya
sampaikan bahwa Indonesia tidak berhutang lagi kepada IMF," pungkas dia.
Sumber: http://www.merdeka.com/politik/sby-jokowi-keliru-soal-utang-imf.html
Sumber: http://www.merdeka.com/politik/sby-jokowi-keliru-soal-utang-imf.html
No comments:
Post a Comment