KISAH PERTEMUAN SANG ULAMA MESIR DENGAN NABI IBRAHIM AS.
Kami takjub membaca sekilas cerita yang ajaib dari salah satu karomah sang seorang guru besar mesir bernama Syeikh Sya'rawi.
Beliau sangat berjasa dalam memberi pengaruh terhadap "Maqam Ibrahim" yang ada di sisi ka'bah.
Singkatnya di dalam sebuah catatan khusus yang beliau tulis dengan judul "هنا رأيت سيدنا ابراهيم" yang artinya "Disinilah aku melihat Sayyiduna Ibrahim", beliau bercerita terkait rancanagan pemindahan Maqam Ibrahim atas inisiatif Raja Su'ud.
Menurut Raja Su'ud, alasan pemindahan ini karena para jamaah thawaf sudah semakin memadat oleh karenanya dengan dipindahkan Maqam dapat memberi keluasan jamaah dalam bertawaf.
Syeikh Sya'rawi mengetahui berita ini lalu beliau dimintai pendapat terkait pemindahan maqam tersebut, saat itu beliau baru saja usai melaksanakan shalat dan ibadah di sisi ka'bah.
Menurut Syeikh Sya'rawi pemindahan Maqam Ibrahim hukumnya tidak dibolehkan walau alasan pemindahan itu adalah untuk memberi keluasan tempat thawaf, dalilnya sebagaimana yang terjadi di masa Sayyiduna Umar bin khattab yang bahwa dimasa itu juga pernah terjadi kasus yang sama, dan sahabat Umar tidak menyetujuinya.
Setelah ketidaksetujuan Syeikh Sya'rawi dengan penjelasan dalil yang telah diutarakannya secara panjang lebar, para ulama saudi juga sependapat dengan apa yang dikatakan beliau diantara ulama saudi itu adalah Syeikh Ibrahim Nuri dan Syeikh Ishaq Azuz.
Akhirnya pendapat Syeikh Sya'rawi disetujui oleh raja su'ud dan beberapa hari masa menunggu Maqam Ibrahim pun atas persetujuan bersama tidak jadi dipindahkan.
Dan Alhamdulillah sampai hari ini Maqam Ibrahim itu masih dapat kita lihat secara jelas, semuanya berkat Syeikh Sya'rawi.
Atas jasa Syeikh Sya'rawi inilah, Allah memberi hadiah istimewa kepada beliau dengan dipertemukannya dengan Sayyiduna Nabi Ibrahim 'Alaihissalam. (Lihat pada kolom merah yang kami berikan dibawah)
Tapi sayang, Syeikh Sya'rawi tidak menjelaskan secara rinci dalam catatan beliau tentang kisah pertemuannya dengan Nabi Ibrahim.
Masyaallah, begitulah saudaraku sekalian kekaramahan dari seorang ulama seperti Syeikh Sya'rawi.
Ketahuilah, sampai kapanpun ulama adalah hamba Allah yang paling disayangi Allah setelah para Nabi dan Rasul. Kehidupan ulama punya perhatian khusus dari Sang Maha Pencipta, mereka diberi hidup dan matinnya dalam anugrah besar dan keistimewaan sebagai makhluk nomor dua yang mulia setelah nabi dan rasul, sebagaimana Rasulullah bersabda :
يشفع يوم القيامة الأنبياء ثم العلماء ثم الشهداء
"Para nabi di hari kiamat kelak akan memberikan syafaat mereka, yang lalu disusul oleh para ulama, kemudian para syuhada’ (mereka yang mati di jalan Allah)" - Sunan Ibnu Majah 2, hal: 1443/ 4313.
Semoga kisah singkat ini bermanfaat.
==========================
Penulis : Tgk Habibie Waly S.TH
==========================
0 comments:
Post a Comment